Hampir
setiap orang yang berada di ruangan itu memandangi laki-laki berwajah asing
yang duduk di sudut ruangan.
“Nuguseyo?[1]”
seseorang akhirnya berbicara dan membuat yang lain penasaran dengan sosoknya tersebut.
Satu persatu dari mereka mulai mengerumuninya dan berkata hal yang sama “Nuguseyo?”
Laki-laki itu diam. Ia beranjak dari
kursinya, menerobos orang yang mengerumuninya, berjalan keluar, namun tak lama
ia terkulai lemas kemudian pingsan.
Setelah dilarikan ke klinik dan
berada di klinik sekitar setengah jam, laki-laki itu sadar. Tiga orang
laki-laki menungguinya.
“Gwaenchanha?[2]”
tanya seorang laki-laki berpostur tinggi dengan warna rambut yang mencolok
Laki-laki
yang baru tersadar itu mengangguk.
“Jeoneun Chanyeol imnida. ireumeun mwoyeyo[3]?”
“Dio.”
kata laki-laki yang terlihat masih lemas itu singkat.
“Dio?” “Where are you from?[4]” tanya
Chanyeol penasaran
“I was born in korea, but i’m living in Indonesia”[5]
jawab Dio
“Ah
jinjjayo?![6]”
“Akhirnya
ilmu pemberian dosenku berguna juga, namaku Baekhyun. Byun Baek-hyun” ucap Baekhyun
Dio
langsung terpaku mendengar orang berparas korea berbicara dengan bahasa yang ia
mengerti. Bahasa Indonesia.
“Namaku
Jong-in, kau bisa menggunakan bahasa Indonesia jika berbicara dengan kami” kata
Jong-in semangat
“Kami
bertiga mengambil kelas bahasa indonesia musim dingin kemarin” jelas Chanyeol
Dio
mengangguk mengerti.
“Apa kau sakit?” tanya Chanyeol
Dio
menggeleng “Sepertinya aku hanya kelelahan”
Chanyeol
melirik jam tangannya.
“Kami
sepertinya harus pergi, karena sebentar lagi ada kelas” ucapnya
Dio
kemudian membuka jadwalnya “Apa itu kelas politik?”
Chanyeol
mengangguk.
Dio
dengan cepat melepas infusnya. “Aku juga mengambil kelas itu”
“Wah
benarkah? kaja[7]!”
ucap Baekhyun.
Karena
belum mahir berbahasa korea, Chanyeol bersedia membantu Dio yang akan
memperkenalkan diri di kelas politik.
“Halo,
namaku Dio, aku seorang mahasiswa dari Indonesia yang mengikuti program
pertukaran pelajar. Selama 3 bulan kedepan, aku akan belajar disini. Mohon
kerjasamanya. senang bisa bertemu dengan kalian”
Chanyeol
langsung menerjemahkan perkataan Dio ke dalam bahasa korea.
Setelah
kelas selasai, Chanyeol, Baekhyun dan Jong-in mengajak Dio makan siang. Dio
pergi ke mini market membeli beberapa botol soda dan memberikan itu pada mereka
“Apa
ini bayaran kami?” seru Baekhyun tersenyum
“Suatu
saat aku akan mentraktir kalian” ucap Dio
Chanyeol
hanya tersenyum mendengar ucapan teman barunya.
Ditengah
obrolan, seorang gadis menghampiri mereka, Chanyeol, Baekhyun dan Jong-in
terlihat akrab, kemudian gadis itu melihat ke arah Dio…
“Kyungsoo, nae ireumeun Hana imnida, Banggapsseumnida[8]”
dia tersenyum, kemudian pergi.
Dio
tertegun bingung, ia melirik Chanyeol, Baekhyun, dan Jong-in. mereka mengangkat
bahu.
“Mengapa
dia memanggilku Kyungsoo?” tanya Dio bingung
Chanyeol
Baekhyun dan Jong-in tak kuasa menahan tawa. mereka tertawa lepas, bahkan Chanyeol
sampai mengeluarkan air mata
“Mianhae, jinjja mianhaeyo[9]”
“Apaa?”
tanya Dio penasaran
“Kau
benar-benar tidak tahu?” kata Chanyeol masih setengah tertawa
Dio
menggeleng.
“Semua
orang yang berada di kelas politik tadi akan memanggilmu Kyungsoo. karena aku
menerjemahkan namamu bukan dengan nama Dio tapi dengan nama Kyungsoo” ucap Chanyeol
Dio
tak percaya dengan perbuatan Chanyeol. dia hanya bisa tertawa. Tapi sejak saat
itu Dio benar-benar menggunakan nama Kyungsoo, kecuali jika itu berhubungan
dengan tugas dan kehadiran, Dia menggunakan nama Dio.
Hitungan
hari Kyungsoo, Chanyeol, Baekhyun, dan Jong-in semakin dekat. mereka selalu
berpergian berempat, kebetulan hanya 2 mata kuliah yang berbeda antara Kyungsoo
dan mereka bertiga.
_____
Chanyeol,
Baekhyun dan Jong-in menyuruh Kyungsoo untuk menemui mereka di sebuah caffe.
Sesampainya di caffe, Kyungsoo mendapat pesan, mereka bertiga terjebak macet. Alhasil
Kyungsoo menunggu di depan caffe.
Membosankan.
Seorang
dari kejauhan berlari, Kyungsoo menatapnya, seorang gadis berparas cantik dengan
rambut terurai terlihat terburu-buru, gadis itu semakin dekat, tapi tiba-tiba
ia terjatuh di depan Kyungsoo.
Kyungsoo
membantu gadis itu berdiri. Gadis itu sibuk menepuk-nepuk baju putihnya, berusaha
menghilangkan debu yang menempel.
“Gwaenchanha?” tanya Kyungsoo
Gadis
itu tidak menjawab. dia berjongkok lagi, kemudian mengambil nafas dan
menghembuskannya cepat. Dia menoleh kebelakang, wajahnya berubah panik, seorang
laki-laki terlihat berlari dari kejauhan, Gadis itu menatap Kyungsoo, seperti
meminta bantuan. Kyungsoo mengerti. Ia menarik gadis itu masuk ke dalam caffe.
Wajah tegang tampak pada keduanya, laki-laki yang mengejarnya berlari melewati
caffe. tidak menyadari kehadiran mereka. Kyungsoo dan gadis itu tersenyum lega.
Mereka
duduk, Kyungsoo memesan teh.
“Apa
aku sedang dalam scene sebuah sinetron? Apa gadis ini dikejar penculik?” ucap
Kyungsoo pelan.
Gadis
itu tiba-tiba tersenyum geli. “Heelsku patah, maaf. Aku harus pergi. Terimakasih
telah menolongku.”
Kyungsoo
tertegun.
Gadis
itu sudah keluar caffe. Kyungsoo beranjak mengejarnya.
“Tunggu!”
ucap Kyungsoo setengah berteriak.
Gadis
itu berhenti, dia menoleh. Kyungsoo tepat dihadapannya
“Aku
akan mengantarmu” ucap Kyungsoo.
Kyungsoo
langsung menelfon Chanyeol
“ini
aku Dio, aku sudah pulang, kita tidak jadi bertemu” Kyungsoo menutup telfonnya.
“Nan gwaenchanha. jinjja[10].
Bukankah kamu punya janji?”
“Laki-laki
itu akan mengejarmu lagi” Jawab Kyungsoo mengabaikan pertanyaan gadis itu.
Gadis
itu tertawa. “Orang itu... kamu tidak perlu khawatir dia anak teman ibuku, aku
kabur darinya. sudah ya…” gadis itu tersenyum.
Gadis
itu pergi.
Kyungsoo
hanya memandang punggung gadis itu yang semakin menjauh.
_____
Kyungsoo,
Chanyeol, Baekhyun, dan Jong-in sedang berjalan di koridor, dua orang gadis
tertawa di seberang koridor. Kyungsoo memperlambat langkahnya, Chanyeol, Baekhyun,
dan Jong-in juga memperlambat langkah mereka karena Kyungsoo
“Ada
apa?” tanya Jong-in
“Tidak
mungkin” Kyungsoo terpaku.
“Kedua
gadis itu” tunjuk Kyungsoo. “Apa mereka kembar?”
Chanyeol
tersenyum “Apa sejak tadi kamu memperhatikan keduanya?” tanya Chanyeol giliran.
“Semua
orang yang melihat mereka pasti tahu kalau mereka itu kembar identik, mereka
adalah Haera dan Serin” lanjut Chanyeol
“Apa ini?” “Apa kamu jatuh cinta pada
pandangan pertama?” celetuk Chanyeol
Kyungsoo
sadar akan tatapannya kemudian ia tersenyum, “kaja!”
Di
hari berikutnya Chanyeol, Baekhyun dan Jong-in memaksa Kyungsoo untuk memberitahu
gadis yang dia sukai.
“Aku
sudah 3x melihatmu memandangi gadis itu?” ucap Chanyeol memulai
“Siapa?”
tanya Kyungsoo
“Si
kembar, siapa lagi?” kata Jong-in
“Siapaaa?
Haera atau Serin yang kamu suka?” tanya Baekhyun
Kyungsoo
menghela nafas
“Mollaaa![11]
Aku pernah bertemu dengan salah satu dari mereka, tapi ketika melihat mereka
berdua… ah aku benar-benar tidak tahu siapa gadis yang kutemui saat itu…
bodohnya aku tak sempat menanyakan namanya” jawab Kyungsoo frustasi
“Jadi
maksudmu kamu menyukai satu diantara dua gadis itu, tapi kamu tidak tahu siapa
orangnya?” Jong-in menyimpulkan.
“Wah
gila… hahaha mereka mirip sekali memang” Chanyeol tertawa.
“Kau
menyukai seseorang tapi kamu tidak tahu siapa orangnya…. konyol” mereka semua
tertawa
“Sejak
itu aku memikirkannya, tak kusangka gadis itu kembar”
“bagaimana
dengan kalian? apa kalian bisa membedakan mereka?”
Ketiganya
menggeleng.
“Kalau begitu kamu harus mendekati keduanya”
usul Baekhyun
Chanyeol
dan Jong-in setuju.
“Datangi
keduanya, dan perhatikan ekspresinya. jika ekspresinya berubah saat melihatmu,
maka dia orangnya” ucap Chanyeol
Kyungsoo
setuju.
Esok
harinya Kyungsoo sengaja berdiri di koridor menunggu Haera atau Serin lewat
dihadapannya. ia membawa 2 kaleng susu pisang.
Salah
satu dari mereka terlihat, Kyungsoo bersiap-siap, saat dia melewatinya
“Tunggu!”
ucap Kyungsoo
Gadis
itu menoleh.
“Nuguseyo?” tanyanya terlihat bingung
“Apa
kamu pulang dengan selamat?”
Dahinya
mengernyit.
“Apa
aku salah orang?” tanya Kyungsoo
“Sepertinya
itu kembaranku… dia ada dikantin” ucapnya
“Ini
untukmu, terimakasih” ucap Kyungsoo sambil memberikan satu kaleng susu kemudian
berlalu pergi menuju kantin.
Kyungsoo
melihat gadis itu. ia tersenyum ceria. Kyungsoo menghampirinya
“Kurasa
kamu pulang dengan selamat malam itu, syukurlah”
Ia
menatap Kyungsoo dengan tatapan bingung.
“Nugu?” Dahinya kini mengernyit
“Kau
gadis itu kan?” tanya Kyungsoo menjadi ragu
“Sepertinya
yang kamu maksud itu kembaranku” ucapnya
Kyungsoo
tertegun “Apa-apaan ini??” ucapnya dalam hati
“Ah
benarkah? ini untukmu” Kyungsoo memberi satu kaleng susu dan pergi.
Dia
menceritakan semuanya pada Chanyeol, Baekhyun dan Jong-in. mereka lagi-lagi
tertawa.
“Salah
satu dari mereka, pasti berbohong!” kata Kyungsoo yakin
“Jangan-jangan
si kembar itu bersekongkol” ucap Jong-in
“Aku
bisa gila” ucap Kyungsoo.
Chanyeol
mengusulkan untuk mengajak kencan keduanya dengan hari yang berbeda. Kyungsoo
hanya menghela nafas.
“Aku akan menanyakan pada keduanya lain waktu”
_____
Siang
hari Kyungsoo sudah tidak ada kelas. ia memutuskan untuk pulang ke rumah
sewanya. Di depan kampus, dia melihat salah satu si kembar, entah Haera atau Serin.
ia ingin menyapa, tapi akhirnya dia memilih tak peduli dan terus berjalan. di
tengah jalan menuju halte bus, langkah Kyungsoo terhenti ia berbalik arah. Mendengar
ada keramaian yang membuatnya penasaran.
Seorang
gadis berlari, nafasnya terengah-engah. dia berbicara dengan orang disekitar
berusaha menjelaskan sesuatu. Kyungsoo melihatnya. siapa sangka gadis itu
adalah salah satu dari si kembar, entah Haera atau Serin. Dia terlihat putus
asa dan berjongkok di tepi jalan. Kyungsoo menghampirinya.
“Apa
yang terjadi? bangunlah, semua orang menatapmu” ucap Kyungsoo
Dia
melihat Kyungsoo, matanya berlinang.
“Gwaenchanha?” tanya Kyungsoo
Dia
hanya mengangguk kemudian menyandarkan kepalanya pada kursi busway. Kyungsoo
mengantarnya pulang.
“Dompetku.
Pencuri itu mengambilnya” dia menghela nafas
“Polisi
akan mencari tahu pencurinya, ada cctv disana. Pencuri itu akan segera
tertangkap” kata Kyungsoo saat tiba di depan rumah si kembar.
“Gomawo” ucapnya sebelum masuk ke dalam
rumah.
“Tunggu,
kamu siapa? Haera atau Serin?” tanya Kyungsoo cepat
“Kamu
masih belum bisa membedakan kami? berhentilah penasaran terhadapku dan
kembaranku”
“Aku
menyukaimu. Sejak malam itu” ucap Kyungsoo
“Katakan
itu pada kembaranku, kamu salah orang” ucapnya. kemudian dia benar benar masuk
ke dalam rumah.
Beberapa
hari kemudian, Kyungsoo mengikuti kuliah umum. Setelah kuliah umum berakhir.
Selanjutnya ia harus menghadiri kelas mingguan, itu artinya dia akan bertemu si
kembar. Seorang dosen yang akan mengisi kuliah mingguan meminta Kyungsoo
menyerahkan bungkusan pada Haera. mata Kyungsoo membulat, isi bungkusannya
adalah sebuah dompet. Dia tersenyum akhirnya dia tahu bahwa gadis itu bernama Haera.
Jika Haera berkata benar, maka gadis yang ia sukai adalah Serin.
Dengan
bantuan teman dekat si kembar, Kyungsoo bertemu dengan Serin di koridor.
Kyungsoo
berbicara banyak mengenai kekhawatirannya malam itu, sampai akhirnya dia
menyatakan perasaannya pada Serin.
Serin
menghela nafas, menatap Kyungsoo sesaat. “Perasaanmu bukan untukku, itu pasti
untuk kembaranku”
Kyungsoo
terdiam, menatap Serin kosong “Apa kalian bersekongkol, apa kalian menganggap perasaanku
ini lelucon?” ucap Kyungsoo frustasi
Serin
menghela nafas lagi “Aku tidak bohong, dia yang melakukan semua ini, sejak awal
aku berkata jujur padamu… kalau tidak percaya temui dia, dia di lobby”
“Aku
akan bertanya satu hal lagi?” “Apa ini milikmu?” Kyungsoo memperlihatkan isi
bungkusan yang diberikan dosen sebelumnya.
“Itu milik Haera”
Kyungsoo
pergi ke lobby dia berhadapan dengan Haera.
“Ini
milikmu bukan?” Kyungsoo menyerahkan dompet itu.
Haera
mengangguk “Gomawo Dio-ssi[12]”
Haera
terdiam membeku.
Kyungsoo
juga tertegun.
“Eoteokhae araseo?[13]”
Kyungsoo
menyadari sesuatu.
“Itu
kamu kan?” “Aku tidak pernah mengatakan nama itu pada siapapun kecuali pada
teman dekatku, sekarang aku ingat, apa saat itu? saat aku menelfon temanku, aku
masih belum terbiasa menggunakan nama Kyungsoo… kemudian kamu mengingat nama
itu bukan?”
Haera
masih diam.
“Aku
mengerti” “Oh ya aku menyatakan perasaanku pada Serin. Terima kasih telah
meberitahuku siapa orang yang kusuka”
Kyungsoo berlalu pergi. perasaannya
bercampur aduk. Dia berfikiran Haera melakukan ini semua karena sejak awal Haera
pasti tidak menyukainya.
_____
Ini
hari terakhir Kyungsoo berada di korea. 3 bulan berlalu dengan cepat. Ia
selesai menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa pertukaran. Kyungsoo berpamitan
pada Chanyeol, Baekhyun, dan Jong-in. Mereka bertiga berjanji akan berkunjung
ke Indonesia akhir tahun.
Kyungsoo.
Dia berada dibandara sekarang. Ponselnya tiba-tiba berdering. Telepon dari nomor
tidak dikenal, Kyungsoo mengangkatnya.
“Apa
kamu menyerah?” “Apa kamu tidak ingin menyelesaikan perasaanmu denganku?”
Kyungsoo
yakin itu Haera.
“Aku
sudah selesai” ucap Kyungsoo singkat
“Ah…
jadi giliranku yang harus membuang perasaan ini”
Haera
terdiam sebentar “Aku tahu ini gila” “Nan…
noreul joaho, Saranghae…” “Mianhae. jinjja mianhaeyo” [14]
Kyungsoo
terdiam mendengar pengakuan Haera.
“Aku
menyelesaikan perasaanku. Suatu saat…”
Haera
menghela nafas
“Ketika
kamu kembali ke korea, dan aku tidak sedang berkencan dengan siapapun, kemudian
kamu menyukaiku lagi, aku tidak akan menyia-nyiakan perasaanmu”
“Selamat
tinggal” Haera menutup teleponnya.
_____
2
tahun kemudian.
Untuk
kedua kalinya Kyungsoo menginjakkan kaki di korea. Seorang gadis berambut
pendek menyambutnya. Kyung soo tersenyum. Gadis itu memeluk Kyungsoo.
“Aku
tidak akan tertipu Serin, jangan membodohiku, mana kembaranmu?” ucap Kyungsoo
melepaskan pelukan Serin darinya.
“Apa
Haera memberitahumu kalau rambutnya panjang”
Kyungsoo
menggeleng. “Aku melihat update fotonya tadi pagi”
“Ah ini tidak seru!” “Dia di mobil”
Kyungsoo menemui Haera, setelah 2
tahun lamanya tidak bertemu. Dia melihat Haera berdiri menunggunya di depan
mobil. Haera tersenyum.
Kyungsoo
berlari kearahnya.
“Bagaimana
aku bisa mengabaikan perasaan orang yang menyukaiku? maaf telah menunggu lama”
katanya dalam hati. Kyungsoo memeluk Haera erat.
END
[1]
SIapa kamu?
[2]
Apa kamu baik-baik saja?
[3]
Namaku Chanyeol, siapa namamu?
[4]
Darimana asalmu?
[5]
Aku lahir di Korea, tapi tinggal di Indonesia
[6]
Benarkah?
[7]
Ayo pergi!
[8] Kyung
soo, namaku Hana, senang bertemu denganmu
[9]
Maaf, aku benar-benar minta maaf
[10]
Aku baik-baik saja. Sungguh.
[11]
Tidak tahu (informal)
[12]
Terimakasih Dio
[13]
Bagaimana kamu bisa tahu?
[14]
Aku menyukaimu, aku mencintaimu, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf
Comments
Post a Comment