JAWABAN
BULAN
by:
Sallazuardi
Tengah malam, Aku terbangun karena
lapar, Di dapur, kulihat tidak ada makanan, hanya ada mie instan. Kamarku
berada di lantai 2. Sambil menyantap mie, aku membuka jendela kamar. Udara
dingin mulai menyentuh kulitku. Aku menatap langit malam cukup lama sambil
bergumam.
“Apa bintang jatuh itu benar ada? banyak
dari film yang pernah ku tonton selalu ada scene dimana pemeran utama melihat
bintang jatuh dan membuat permohonan... Aku juga ingin seperti itu”
Tiba-tiba, Aku melihat sesuatu yang
bercahaya di bagian Timur, Bulan. Aku senang, bulan ataupun bintang tak masalah
untukku. Dengan cepat aku menaruh mangkok mie ke lantai. Aku menutup mataku, sambil
tersenyum aku membuat permohonan dalam hati “Bisakah hidupku lebih indah? Aku
ingin dia menjadi pacarku”
Aku membuka mata, Angin kencang tiba
tiba menerpa wajahku. Aku terdiam sesaat, kututup jendela kamarku. Aku merenung.
“Apa tadi itu jawaban bulan?”
“Raihana!!” seseorang memanggilku
Aku menoleh. Ternyata Desi, teman
baikku.
“Aku ada rapat sore ini” ucap Desi
“you
know what? Prabu juga ikut rapat” lanjutnya
“who’s
care?” Acuhku
“loh, kenapa? kalian berantem?”
“Denger des, Aku ga sedeket itu buat
berantem sama Prabu”
“Terus kenapa?”
Aku tidak menjawab.
“Kalau ku jawab, itu jawaban dari bulan,
Desi tak mungkin percaya” gumamku.
Prabu. Cowo yang aku kenal belakangan
ini. Dia sebenarnya satu tingkat diatasku, tapi ketika aku memanggilnya kakak,
dia menolak, panggil nama saja ujarnya. Aku memang dekat dengannya. dan dia
orang yang kumaksud dalam permohonanku pada bulan. Aku merasa bulan sudah
menjawabnya. Aku tidak sedekat yang Desi kira, kedekatanku sama seperti kedekatannya
dengan orang banyak, Benar. Prabu baik bukan hanya padaku tapi pada semua orang.
Kalau aku menganggap Prabu menyukaiku, itu pasti salah paham.
Setelah beberapa hari menghindar dari
Prabu.
“Han,
prabu nanya, kamu kemana, ga pernah kelihatan katanya”
“Bilang
aja aku sibuk”
“Mau
sampai kapan kamu kaya gini sama dia?”
“Udahlah
des, Aku bahkan ga tau, Prabu itu suka aku atau engga?”
“Kamu
sering diajak makan sama dia, Kamu juga pernah dianter pulang sama dia… Apa itu
sikap cowo yang ga punya perasaan suka, menurut kamu?“
“Dia
kaya gitu, bukan ke aku doang des, Aku ga mau salah paham, Aku ga mau GR
duluan, yang sakit ujung-ujungnya aku”
“Kamu
pesimis han, terserah!” Desi pergi meninggalkanku.
Sudah
seminggu, Aku ga ketemu Prabu di kampus. “kalau dia suka aku, dia pasti
menghubungiku, ini ga ada pesan atau telfon apapun. Jelas dia ga suka aku”
ucapku dalam hati
Setelah
aku mengatakan itu, Ponselku tiba tiba bergetar, Ada pesan masuk. Aku tertegun.
Pesan dari Prabu
“Raihana…”
itu isi pesannya.
Aku
bimbang antara membalas atau tidak. Tapi akhirnya ku balas.
“Apa?”
balasku
Pesan
masuk lagi.
“Syukurlah,
kukira kamu marah, jangan mencoba menghindar dariku”
Perasaanku
campur aduk setelah membaca pesan dari Prabu, apa maksudnya “jangan mencoba
menghindar dariku?” “aargh…” Aku tak tahan. Dia suka aku atau engga sih?
Esoknya
Dengan
wajah jutek. Aku berjalan ke arah Prabu yang sedang berkumpul dengan
teman-temannya. Aku berdiri di hadapan Prabu. Prabu menoleh padaku, lalu
tersenyum.
“Sebentar”
ucapnya pada teman-temannya
Prabu membawaku ke tempat yang tidak terlalu
banyak orang.
“Kamu
kenapa?” tanyanya
“Jangan
membuatku salah paham”
“Salah
paham apa?”
“Jangan
terlalu baik, itu bisa membuat perempuan salah paham” ujarku
Prabu
tersenyum mendengar ucapanku.
“Aku
jemput kamu malam ini. jangan matikan ponselmu, oke, Aku pergi” ucapnya.
Aku
berusaha menenangkan perasaanku, “Tidak boleh salah paham” aku terus
mengucapkan kata itu berulang ulang sampai malam tiba
“Hana,
aku didepan, keluarlah” pesan masuk ke ponselku.
Aku
keluar rumah. Prabu sudah menungguku di depan pintu gerbang. Aku pergi
dengannya kesebuah tempat makan.
“Mau
pesan apa?”
“Aku
tidak lapar, kamu saja yang makan” ucapku
“Ayolah”
“Ka…
” ucapku pelan
“jangan
memanggilku kakak, cepat pesan makan”
Akhirnya
aku memesan makanan, hening. Kami tidak berbicara satu sama lain, sampai
makanan kami habis. Prabu akan mengantarkanku pulang. Aku tak tahan dengan
sikapnya. Aku meminta Prabu menurunkanku dijalan.
“turunkan
aku disini” pintaku
Prabu
menghentikan mobilnya. Aku keluar mobil, prabu juga keluar
“Apa
kamu tak mengerti ucapanku?” tanyaku
Aku
terbawa emosi dan menangis “kumohon jangan membuatku salah paham, aku
benar-benar tak tahan” kataku lagi.
Prabu
terlihat diam “maafkan aku hana. Aku mengerti, masuk mobil! aku akan
mengantarmu sampai depan rumah”
Sampai
di depan rumah. aku turun dari mobilnya. Aku berjalan menuju ke dalam rumah
“kau
tidak salah paham” serunya dari dalam mobil.
Langkahku
terhenti, aku membalikkan badan dan berjalan menuju Prabu yang berada di dalam
mobil.
“Apa
maksudmu?” tanyaku
“kubilang
kamu tidak salah paham”
Aku
terjongkok di depannya “arggh… sudah kubilang jangan membuatku seperti ini,
kalau kau suka katakan padaku, jangan membuatku bingung, aku benar-benar
frustasi saat ini”
Prabu
keluar dari mobil. Ia berdiri dihadapanku. Aku yang tertunduk, hanya bisa
melihat sepatunya.
“bangun
hana!” ucapnya
Aku
bangun, Prabu menatapku, kemudian memelukku
“kamu
tidak salah paham, tidakkah itu sudah jelas” katanya pelan
“Aku
menyukaimu” katanya lagi Aku melepas pelukannya, Prabu tersenyum. Akupun
tersenyum. inikah jawaban bulan sebenarnya?
Comments
Post a Comment