sumber gambar: merdeka.com |
Seorang CEO dari
sebuah startup membuka workshop dengan pertanyaan demikian. maaf gue lupa banget nama CEOnya
Seketika gue dan puluhan audiens lain diam.
Dia buka suara lagi.
“Angkat tangan kalian jika telah membaca 20 buku”
Tidak ada satupun diantara kami yang mengangkat tangan
“15?”
Audiens masih diam.
“10?”
Masih tidak ada gerakan.
“5?”
Satu dua orang mengangkat tangan.
“4?”
Beberapa mulai bergabung mengangkat tangan
“3?”
Gue tetap diam
“2?”
Gue ragu mau angkat tangan
“1?”
tangan gue tetap dalam posisi wkwk.
Harus gue akui, untuk fiksi, sekitar 5 novel rampung gue baca, tapi untuk non
fiksi, sejujurnya tidak ada satupun yang selesai gue baca. Wah god, apa yg gue
lakukan setahun ini.
Mungkin jawabannya akan berbeda jika pertanyaannya seperti ini
Sudah berapa film yang kamu tonton tahun ini?
Gue dengan yakin akan menjawab lebih dari 10 atau bahkah
menyentuh angka 20 haha
Kembali ke topik.
CEO tersebut mengaku, tahun ini adalah rekor terendahnya,
yaitu 20 buku. Gue tercengang
“Kenapa kita harus membaca banyak buku?” Tanyanya
Kurang lebih ia menjelaskan
Karena pintu-pintu ilmu pengetahuan, banyak berasal dari buku.
(Kalian juga pahamlah)
Ayo mulai membiasakan membaca buku, Buku memang bukan
satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, tp dengan semakin banyak membaca buku,
baik buku dari luar atau dalam negeri, pemikiran kita akan berkembang, sehingga
tidak mudah dibodohi oleh orang yg punya kepentingan tertentu. Maklum lah kita
berada pada masa post truth.
Gue bertanya pada diri sendiri.
“Kenapa gue malas sekali membaca buku nonfiksi ya?”
“Alasan pertama karena bahasa dalam buku nonfiksi cenderung
monoton, sehingga gue butuh puluhan hari untuk membaca itu sampai selesai, dan
alasan lainnya, karena mata gue gampang lelah, alasan klasik haha”
Ada satu solusi yang menjadi bahan pertimbangan gue, yaitu
audiobook, gue pernah mencoba ini, then its work!
Gue ternyata lebih suka mendengarkan narator membacakan buku,
lebih efektif sih, ketika gue dikereta, masih mungkin untuk play audiobooksnya.
cuman ada kendala, sumber untuk mendapatkan audiobooks ini
agak susah, dan kalaupun ada cenderung mahal. Ku masih mahasiswa.. mengertilah
netijen!
So jika kalian punya referensi audiobooks2, mungkin boleh
share ke gue.. terima kasih sampai jumpa di post berikutnya!
Comments
Post a Comment