Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Pesta Terakhir

Sebuah cerpen yang gue ga sangka menempati peringkat 9 dari 300 cerpen yang dilombakan oleh Books for life Cerita ini dibuat berdasarkan pada gambar berikut. Seorang gadis berjongkok di sebelah lampu penyeberangan. Klakson mobil saling bersautan memecah lamunan. Gadis itu merogoh saku mantelnya. Ia menemukan sebuah kertas yang terlipat asal, perlahan ia membuka lipatannya. jika batang hidungmu tak nampak. kau mati dan menyesal malam ini [10.01 p.m palapa street 23 blok H] -Renan Tangannya bergetar, ia meremas secarik kertas itu, kemudian beranjak. Angin berhembus mengibas rambut panjang gadis itu. Di bawah gelapnya langit malam, ia berjalan, seolah tidak ada rasa takut dalam dirinya. Sorot lampu toko yang berjajar sepanjang jalan, cukup menjadi kekuatan untuk mempercepat laju langkahnya. 10 menit berlari, kini ia memasuki jalan komplek, sorot lampu nyaris tidak ada, jalanan yang ramai berubah hening. Ia berhenti di sebuah rumah yang berada di jalan palapa nomor

Wajah ISLAM di Mata Dunia

    Pemberitaan global saat ini tengah berfokus pada peristiwa-peristiwa pembantaian, penyiksaan, diskriminasi terhadap kelompok-kelompok islam. Sebut saja genosida Rohingya, pembantaian yang terjadi di Aleppo, juga perjuangan warga palestina melawan tentara Israel yang berusaha menduduki dan menjadikan palestina sebagai wilayahnya. Bukan hanya menyangkut agama, pembunuhan dan penyiksaan yang terjadi menunjukkan telah adanya krisis kemanusiaan dimana hak hidup manusia dapat dikendalikan. Ketika ada kasus pengeboman, penyanderaan dan aksi teror lainnya. Islam sering kali disangkutpautkan bahkan dituduh sebagai dalang dari peristiwa-peristiwa tersebut. Keberadaan umat muslim bukan hanya di Indonesia, Islam tersebar diseluruh dunia, sehingga stigma negatif mengenai islam berpengaruh terhadap seluruh umat muslim di negara manapun Berbagai peristiwa menyangkut kaum muslim yang telah terjadi di berbagai belahan dunia tersebut, menimbulkan banyak pertanyaan di benak kita. dari mulai men

Skandal [Cerbung]

5 Januari 2034 Kulempar Toga setinggi-tingginya, langit kala itu membuatku teringat akan jutaan memori berharga dalam hidupku. Biru bercampur putih, aku menatapnya sesaat, sedikit sesak. Tak sadar air mata mulai membahasahi pipiku.             “Mwohaneungeoya jigeum?” seseorang memecah lamunanku. Ia memungut toga yang kulempar tadi. “Uh?” responku sambil menghapus air mata. “Ulro? Wae ulro yogiseo?” tanyanya melihat aku menangis “Aniya… geunyang, nan neomu haengbokhae” jawabku. “Keure?” “Dangyeonaji” Aku mengangguk tersenyum. “Oh matta, Chukhae sera-ah!” ucapnya   “Aren’t you bring something for me?” tanyaku penasaran “Ah eoteokhae? emh… kerom, jang mi joha?” “Dwaeso… anjoha” jawabku malas, aku berjalan mendahuluinya. “Ya! jogeuman gidaryeo!” serunya sambil menyamakan langkahnya dengan langkahku. Aku mengabaikannya, tapi laki-laki itu malah menarik tanganku. “i’ll take you home, kaja!” Aku sampai tepat di depan rumahku. “Gomawo! kalge, drive caref

SHE OR SHE

Hampir setiap orang yang berada di ruangan itu memandangi laki-laki berwajah asing yang duduk di sudut ruangan.             “ Nuguseyo? [1] ” seseorang akhirnya berbicara dan membuat yang lain penasaran dengan sosoknya tersebut. Satu persatu dari mereka mulai mengerumuninya dan berkata hal yang sama “ Nuguseyo? ”             Laki-laki itu diam. Ia beranjak dari kursinya, menerobos orang yang mengerumuninya, berjalan keluar, namun tak lama ia terkulai lemas kemudian pingsan.             Setelah dilarikan ke klinik dan berada di klinik sekitar setengah jam, laki-laki itu sadar. Tiga orang laki-laki menungguinya. “ Gwaenchanha? [2] ” tanya seorang laki-laki berpostur tinggi dengan warna rambut yang mencolok Laki-laki yang baru tersadar itu mengangguk. “ Jeoneun Chanyeol imnida. ireumeun mwoyeyo [3] ?” “Dio.” kata laki-laki yang terlihat masih lemas itu singkat.             “Dio?” “ Where are you from? [4] ” tanya Chanyeol penasaran “ I was born in korea, but i’m li